Wednesday, January 30, 2013

1st Time Camp

Sesuai sama judul hoho. Beberapa hari lalu untuk pertama kalinya gue camping (riuh tepuk tangan..prok prok prok). Agak NORBEK ya!. Anyway norbek itu singkatan apa toh? (plok). Garis besarnya norak pokoknya ya kan.

Kita pergi pake motor, berlima dan yang bawa cowo semua. Ada om Wastu, om Rino, om Kalem, om Dody sama om eh salah tante Lisda terkecuali. Tapi diakan half of man and women (siap-siap dibacok Lisda). Oh ya ada satu om lagi namanya om Yopin tapi dia naik angkot. Tante-tante yang ikut ada tante Lisda pastinya, tante Susi, tante Tika, tante Indri sama gue sendiri (catatan ya kita disana saling manggil satu sama lain pake om dan tante, padahal sih masih teenagers ohok!). Om Dody, om Rino, sama om Kalem itu satu kampus sama gue & tante-tante lainnya, bedanya mereka anak fakultas hukum dan mereka kenal satu sama lain karena ikut Dirgahana, nama grup (boyband kali) pecinta alam di kampus gue. Sedangkan om Wastu lagi daftar buat jadi calon tentara. Kalo om Yopin salah satu mahasiswa di UI, tapi nggak tau deh jurusannya, orangnya misterius.

Btw apa kabar ya nilai UAS bing, gue cuma belajar 15 menitan huweo. Kemarin pergi camped  ya sehabis nyelesain ujian akhir yang paling terakhir itu. Abis dikepala itu serasa ada lebah dari malem ngiung-ngiung minta buru-buru ngirup udara segar, liat pohon pinus bertebaran sambil tiduran liatin awan yang luass bangettt.

Balik ke topic. Sorenya kita sampe dikaki bukit, pas kita mau naik ke atas bukit kita ketemu om Yopin. Tau?. Tau?. Tau?. Dia jalan kaki dari kaki bukit ke atas bukit dan bawa carrier (ransel yang biasa dipake buat naik gunung) yang beratnya seajigibun. Tak terbayanglah kalo gue jadi dia, tiap meter istirahat kali!. Ayam tangguh lah pokoknya!. Kenapa ayam tangguh?. Gatau juga gue lupa kenapa ada sebutan itu buat dia. Satu lagi sebutan buat om Yopin yaitu “Om 1 kilometer” huahahah. Saking-saking tangguhnya itu. Tanda-tanda cowok manly kaya gini bisa ditemuin baru beberapa mungkin di kelas kampus gue (ohokk!).

Sampe atas bukit om-omnya diriin tenda, sementara kita masak buat makan malem. Setelah malam tiba dan sebelum tidurpun akhirnya kita bermusyawarah bagaimana caranya menentukan posisi tidur yang uwenak!. Setelah sebelumnya kita main uno dan karna tante Lisda kalah kita kasih dare!. Gue suruh dia teriak dari dalem tenda “Dody! I love you” wkwk, walaupun dengan berat hati dan muka merah merekah dia ngelakuinnya. Akhirnya kitapun tidur dengan posisi miring layaknya ikan sarden yang ada didalem kaleng dengan satu ikan sarden yang kita kaki-in. Susi!.

Sekitar jam dua pagi gue kebangun karna Indri gemeter, secara gue disebelahnya ya terasalah guncangan-guncangan itu. Anehnya tante Indri sendiri bahkan nggak sadar kalo dia kedinginan, barulah dia sadar pas kakinya dipencet sama tante Susi….kata dia kalo kakinya dipencet geter di kakinya pindah ke gigi wkwk.

Besoknya seperti biasa kita masak dulu, karna om-om dan tante-tante tak tahan dengan kelaparan. Setelahnya kita jalan lagi ke atas bukit buat liat air terjun. Nggak dinyana nggak disangka jalanannya tragis, menyeramkan tapi tetep dengan semangan 45 kita maju pantang pulang. Sekitar lima belas menitan samar-samar terlihatlah air terjun yang kita nanti sudah menanti. Nyeburlah gue sama tante Lisda waktu liat air terjun, kaya ikan mas gelepakan dan pas liat air serasa nemuin pintu surga wahahaha. Yang lain lagi sibuk jepret sana sini.

Malam kedua. Selalu aja pas makan om Yopin pasti nunggu semuanya kelar makan barulah dia makan. See!. Betapa care’nya dia sama semuanya. Lalu tik tik tik bunyi hujan di atas tenda!. Lari-larian lah kita semua masuk tenda. Tapi walaupun gitu, tetep pemandangannya nggak berubah. Tetep keren!. Kita ngelongok keluar tenda dan wow terlihatlah rumah-rumah penduduk di kaki bukit dengan lampu-lampunya yang warna warni (tapi dominan kuning keemasan) dan ketika ngeliat lebih jauh bakal keliatan gunung-gunung menjulang bertebaran serasa bias dipeluk. Oh ya pas kita semua lagi tidur katanya tante Lisda denger suara kaya orang nafas tapi diluar tenda. Dia mikir kalo itu penghuni batu yang tadi siang dia lempar sewaktu di air terjun. Tante tika sama tante Susi juga denger katanya. Pas denger itu tante Lisda langsung ngadep ke tante Tika dan bisik “Denger nggak Tik” dan meluk-melukin dia wkwk. Rambo masa takut sama begituan (padahal sendirinya juga takut). Untung aja kan gue kebo kalo udah tidur nggak bias diganggu kecuali kaya yang sebelumnya, diguncang gemeternya tante Indri wkwk.

Besoknya dengan besar hati dan badan yang bertambah besar (karna makanan yang kita bawa dan kita masak enak-enak) pulanglah kita setelah sebelumnya pesta durian. Salah satu buah favourite gue! (lambai-lambai sama bukit)










Note: Ivander,  Iyan, tante Dewi , om Marcel (yang nggak kenal iyan liat postan sebelumnya) yang artinya sekeluarga itu tadi sore pindah huhuhu (T________T). Artinya nggak ada lagi rumah kedua yang bisa gue datengin buat minta makan, nggak ada lagi Ivander yang bisa gue mainin (ivander umurnya 8/9 bulan ya) dan minggu lalu itu 1st & last Iyan jemput gue (ohokk!)

No comments: